Lebih dari Sejuta Warga Palestina Terpaksa Meninggalkan Rafah

LBJ – Lebih dari satu juta warga Palestina terpaksa meninggalkan kota Rafah di selatan Jalur Gaza akibat serangan intensif Israel. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa pengungsian paksa ini telah mendorong ribuan keluarga untuk mencari perlindungan di Khan Younis, yang juga mengalami kerusakan parah.

UNRWA menyatakan melalui platform media sosial X bahwa kondisi di Rafah “tak terkatakan,” mencerminkan betapa parahnya krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung. Meskipun menghadapi tantangan besar, UNRWA tetap memberikan layanan bantuan penting kepada para pengungsi.

Israel melanjutkan serangannya di Gaza setelah insiden serangan oleh Hamas pada 7 Oktober. Serangan ini berlangsung meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera. Akibatnya, lebih dari 36.400 warga Palestina telah terbunuh, termasuk perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 82.600 lainnya terluka menurut otoritas kesehatan setempat.

Baca juga: TNI AL Gagalkan Penyelundupan Narkoba Jaringan Internasional di Perairan Tembilik

Blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan semakin memperburuk situasi di Gaza. Hampir delapan bulan setelah perang dimulai, sebagian besar wilayah Gaza masih dalam keadaan hancur.

Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Dalam keputusan terbarunya, ICJ memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah. Pengungsian massal ini menambah penderitaan lebih dari satu juta warga Palestina yang kini hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Meskipun situasi semakin memburuk, UNRWA terus memberikan layanan bantuan yang sangat dibutuhkan. Bantuan ini mencakup penyediaan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan bagi para pengungsi yang tersebar di berbagai lokasi di Gaza. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen UNRWA untuk mendukung warga Palestina dalam menghadapi krisis ini.***