HomeNEWS

Derita Pengungsi Palestina yang Terusir dari Rafah

Kehidupan di Tenda-Tenda Darurat LBJ - Derita para pengungsi Palestina kian menyayat hati, kini mereka banyak meninggalkan Rafah untuk mencari temp

Netanyahu Membubarkan Kabinet Masa Perang
IDF Sebut Serangan Udaranya Tewaskan Pemimpin Hamas di Tepi Barat
Israel Kuasai Penuh Koridor Philadelphi, Hantam Jalur Gaza Selatan

Derita pengunsi Palestina makin parah setelah terusir dari Rafah (@UNLazzarini)

Kehidupan di Tenda-Tenda Darurat

LBJ – Derita para pengungsi Palestina kian menyayat hati, kini mereka banyak meninggalkan Rafah untuk mencari tempat perlindungan lain yang lebih aman setelah Israel terus menggempur Rafah.

Ahmed Arfan (39), seorang pengungsi Palestina dari Rafah, kini mendirikan tenda sementara di Khan Younis, Gaza selatan, untuk ditempati keluarganya yang terdiri dari enam orang.

Selama berhari-hari keluarga Arfan terpaksa tidur di tempat terbuka sampai akhirnya bisa mendirikan tenda sendiri.

Baca juga: Slovenia Resmi Akui Palestina Sebagai Negara Berdaulat

“Selama berhari-hari, saya terpaksa tidur di tempat terbuka. Saya harus menitipkan anak-anak dan istri saya ke tenda-tenda kerabat sampai akhirnya saya dapat mendirikan tenda kami sendiri,” ungkap Arfan kepada Xinhua.

Setelah mencari-cari tempat, Arfan akhirnya menemukan area kecil di dekat tempat pembuangan sampah di wilayah Mawasi, Khan Younis. Meskipun bau busuk dan serangga menjadi tantangan, Arfan tidak memiliki pilihan lain.
“Sepanjang hari kami menderita karena bau busuk sampah. Nyamuk dan serangga mengganggu kami siang dan malam, tetapi saya tidak punya pilihan. Ada banyak pengungsi di sini dan tidak ada tempat lain bagi kami,” katanya.

Baca juga: Satgas Ops Damai Cartenz-2024 Gagalkan Transaksi senjata di jayapura

Kehidupan Tanpa Fasilitas

Pada 7 Mei, tentara Israel memperluas operasi militernya di Rafah, memaksa lebih dari 1,5 juta warga Palestina untuk berpindah ke Derita para pengungsi Palestina kian menyayat hati, kini mereka banyak meninggalkan Rafah untuk mencari tempat perlindungan lain yang lebih aman setelah Israel terus menggempur Rafah. dan wilayah Gaza tengah lainnya.

Tentara Israel mengklaim bahwa wilayah-wilayah aman tersebut akan memiliki semua kebutuhan hidup dan hunian, namun kenyataannya berbeda. Arfan dan keluarganya tidak menemukan apa-apa selain penderitaan yang makin berlipat ganda.

Seperti ribuan pengungsi lainnya, Arfan harus berjalan kaki setiap hari untuk mengambil air dan membeli makanan dengan harga tinggi.

Baca juga: Sahroni Akui Nasdem Terima Dana Rp860 Juta dari Syahrul Yasin Limpo

Ketidakmampuan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) dalam menangani tingginya jumlah pengungsi memperparah situasi.

“UNRWA tidak bisa menangani jumlah pengungsi di sini,” imbuh Arfan.

UNRWA menyatakan bahwa pihaknya terus memberikan layanan esensial meski tantangan makin meningkat dan kondisi sangat memprihatinkan.

Badan tersebut memperkirakan bahwa wilayah Khan Younis dan Gaza tengah kini menampung sekitar 1,7 juta orang, seraya menekankan bahwa pekerjaan kemanusiaannya “makin menyusut.” Keluarga-keluarga Palestina hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi dengan kelangkaan air, makanan, dan persediaan.***

COMMENTS

WORDPRESS: 0