HomeHEADLINE_NEWS

DK PBB Sahkan Resolusi Gencatan Senjata yang Diajukan Amerika

LBJ - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah menyetujui resolusi yang mendukung proposal gencatan senjata yang didukung oleh Ame

Palestina Salahkan AS atas meningkatnya eskalasi di Rafah
Putin: Krisis Gaza Mirip Pemusnahan Massal, Bukan Perang
Biden Tegaskan Tetap Lanjutkan Pencalonan Meski Penampilan Debat Dapat Kritikan

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika. (UN Photo/Eskinder Debebe)

LBJ – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah menyetujui resolusi yang mendukung proposal gencatan senjata yang didukung oleh Amerika Serikat.

Resolusi ini bertujuan untuk mengakhiri serangan delapan bulan Israel di Gaza. Pemungutan suara pada hari Senin menghasilkan 14 suara setuju dan satu abstain dari Rusia.

Proposal Gencatan Senjata Tiga Tahap

Resolusi ini menyambut baik proposal gencatan senjata tiga fase yang diumumkan oleh Presiden AS, Joe Biden, bulan lalu. Fase pertama mencakup gencatan senjata awal selama enam minggu dan pertukaran tawanan antara Israel dan Palestina.

Pada fase kedua, gencatan senjata akan menjadi permanen dan semua tawanan akan dibebaskan.

Fase ketiga akan fokus pada rekonstruksi Jalur Gaza yang hancur akibat konflik.

Baca juga: Polda Metro Berhasil Bekuk Dua Residivis, 99 Kg Ganja Diamankan

Respons dari Israel dan Hamas

Meskipun Amerika Serikat menyatakan bahwa Israel telah menerima usulan tersebut, beberapa pejabat Israel tetap bertekad untuk melanjutkan perang sampai Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Gaza, benar-benar tersingkir.

Hamas, di sisi lain, dengan cepat menyambut baik resolusi tersebut dan menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja sama dengan mediator serta melakukan negosiasi tidak langsung terkait penerapan prinsip-prinsip perjanjian tersebut.

Tekanan Internasional pada Israel dan Hamas

Gabriel Elizondo dari Al Jazeera melaporkan dari markas besar PBB di New York bahwa resolusi ini sangat mengikat dalam hukum internasional. Namun, pertanyaan besar ke depan adalah apakah hal ini akan ditegakkan dan diterapkan.

Baca juga: Brigade Al-Qassam Bunuh Beberapa Tentara Israel di Gaza Selatan

Wakil Duta Besar AS, Robert Wood, menekankan bahwa seluruh 15 anggota DK PBB mendukung resolusi ini, yang digambarkannya sebagai

“peluang terbaik dan paling realistis untuk menghentikan perang ini setidaknya untuk sementara waktu” kata Robert.

Tantangan dalam Implementasi

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya menyatakan bahwa Biden hanya menyampaikan sebagian dari proposal tersebut dan menegaskan bahwa pembicaraan mengenai gencatan senjata permanen harus menunggu pembongkaran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.

Sebaliknya, Hamas sering menegaskan bahwa setiap kesepakatan harus mengarah pada gencatan senjata permanen, penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza, dan mengakhiri pengepungan Israel atas Gaza.

Resolusi dan Tahapan Selanjutnya

Resolusi DK PBB ini juga menuntut gencatan senjata kemanusiaan di Gaza selama bulan suci Ramadhan, yang berakhir pada tanggal 9 April, dengan AS abstain.

Namun, serangan itu tetap berlanjut. Biden mengumumkan bahwa AS akan memulai gencatan senjata baru dengan menghentikan serangan selama enam minggu dan membebaskan tawanan yang ditahan di Gaza sebagai imbalan tahanan Palestina.

Fase pertama juga mencakup distribusi bantuan kemanusiaan dalam skala besar di seluruh Jalur Gaza, dengan harapan masuknya 600 truk bantuan setiap hari.

Tahap kedua, dengan persetujuan Israel dan Hamas, permusuhan akan berakhir secara permanen dan pasukan Israel akan ditarik penuh dari Gaza.

Fase ketiga akan meluncurkan rencana rekonstruksi besar-besaran untuk Gaza.

Komitmen PBB untuk Solusi Dua Negara

Resolusi ini menegaskan kembali komitmen DK PBB untuk mencapai solusi bagi kedua negara. Sehingga Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai dalam batas-batas yang aman dan diakui.

Alon Liel, mantan direktur Kementerian Luar Negeri Israel, menyatakan bahwa pemerintah Israel “terkejut” dengan resolusi ini. Ia menambahkan bahwa jika Israel secara terbuka menolak resolusi ini, tekanan internasional akan meningkat.***

COMMENTS

WORDPRESS: 0