HomeHEADLINE_NEWS

Ribuan Warga Israel Tuntut Pemilu Baru di Tengah Konflik Gaza

Protes Besar di Tel Aviv Menyerukan Akhir Pemerintahan Netanyahu LBJ - Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada hari Sabtu, mengib

Israel Tingkatkan Ancaman Terhadap Hizbullah Lebanon
Perayaan HUT Jakarta Ke-497: Momen Bersejarah Terakhir sebagai Ibu Kota
Pentagon Serukan Langkah Diplomatik untuk Hindari Perang Israel-Hizbullah

Warga Israel turun ke jalan menentang pemerintahan Benjamin Netanyahu (X / @RonGerlitz1)

Protes Besar di Tel Aviv Menyerukan Akhir Pemerintahan Netanyahu

LBJ – Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada hari Sabtu, mengibarkan bendera dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka menuntut agar pemerintah mengadakan pemilu baru.

Setiap minggu, kota-kota di Israel ramai dengan protes besar terkait penanganan perang Gaza oleh Netanyahu, yang telah berlangsung hampir sembilan bulan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

Para pengunjuk rasa memegang poster dengan tulisan “Menteri Kejahatan” dan “Hentikan Perang,” memenuhi jalan raya utama di kota terbesar Israel tersebut.

“Saya di sini karena masa depan cucu saya terancam. Tidak akan ada masa depan bagi mereka jika kita tidak keluar dan menyingkirkan pemerintahan ini,” kata Shai Erel, seorang kontraktor berusia 66 tahun.

Baca juga: Houthi Klaim Searng Kapal Induk AS USS Eisenhower

“Para politisi di Knesset… Saya tidak akan membiarkan satu pun dari mereka menjadi penjaga taman kanak-kanak,” teriaknya lagi.

Kematian Demokrasi Dibawah Pimpina Netanyahu

Organisasi protes anti-pemerintah Hofshi Israel memperkirakan lebih dari 150.000 orang hadir dalam demonstrasi ini, menjadikannya yang terbesar sejak dimulainya perang Israel di Gaza.

Beberapa pengunjuk rasa berbaring di tanah dengan cat merah sebagai simbol protes terhadap apa yang mereka sebut sebagai kematian demokrasi.

Yuval Diskin, mantan kepala badan keamanan domestik Israel Shin Bet, mengecam Netanyahu dalam pidatonya di depan massa. Menyebutnya sebagai “perdana menteri terburuk” dalam sejarah Israel.

Ketidakpuasan terhadap koalisi sayap kanan yang dipimpin Netanyahu, termasuk Menteri Keamanan Itamar Ben-Gvir dan kelompok ultranasionalis lainnya, semakin memuncak. Mereka menuduh koalisi ini memperpanjang perang di Gaza dan membahayakan keamanan negara serta para tawanan.

Baca juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 42 Warga Sipil, Termasuk Wanita dan Anak-anak

Yoram, seorang pemandu wisata berusia 50 tahun, mengatakan dia hadir di setiap protes mingguan. Dia merasa Israel membutuhkan pemilu “sejak kemarin” akibat pemerintahan Netanyahu.

“Saya berharap pemerintah ini segera runtuh. Jika pemilu tetap dijadwalkan pada 2026, itu tidak akan menjadi pemilu yang demokratis,” katanya.

COMMENTS

WORDPRESS: 0